Pertumbuhan Fenomenal Biji-Bijian di Provinsi Chiling: Konservasi Tanah Hitam dan Inovasi Pertanian Modern

Pertumbuhan Fenomenal Biji-Bijian di Provinsi Chiling

Dilansir dari Shinhua dan Antara, Provinsi Chiling di China telah menjadi basis bagi biji-bijian, komoditas penting yang mengalami pertumbuhan luar biasa. Dalam beberapa tahun terakhir, provinsi ini telah aktif mengembangkan sistem pertanian modern untuk memperkuat sektor pertaniannya.
Upaya terkini, termasuk konservasi tanah hitam, pengembangan industri benih, dan peningkatan rantai industri, telah membawa Provinsi Chiling mencatatkan rekor output biji-bijian yang fenomenal. Pada tahun 2021, produksi biji-bijian Chiling untuk pertama kalinya melampaui 40 miliar kg, menempatkannya sebagai yang terbesar di antara 10 provinsi penghasil biji-bijian teratas di China.
Untuk mendorong pertumbuhan ini, pada tahun 2022, Chiling meluncurkan proyek ambisius dengan tujuan mencapai kapasitas produksi biji-bijian sebesar 50 miliar kg pada 2030. Langkah-langkah ini sejalan dengan upaya untuk memanfaatkan tanah hitam yang sangat subur di wilayah tersebut.
Tanah hitam, atau “cernosem” dalam bahasa Ukraina, dikenal sebagai tanah berwarna hitam dengan kandungan humus yang tinggi, mencapai hingga 16%. Selain itu, mengandung asam fosfor, fosforus, dan amonia dalam kadar yang tinggi. Tanah hitam ini telah terbukti menghasilkan ladang-ladang pertanian berkualitas dengan tingkat kelembaban yang tinggi.
Meskipun tanah hitam memberikan hasil pertanian yang subur, pemanfaatannya selama bertahun-tahun telah menyebabkan penurunan nutrisi tanah dan penipisan lapisan tanah, mengancam keberlanjutan pertanian. Oleh karena itu, pemerintah China mengambil langkah serius dengan mengesahkan undang-undang konservasi tanah hitam pada tahun 2022 untuk melindungi sumber daya ini.
Undang-undang tersebut, yang mulai berlaku pada 1 Agustus 2022, bertujuan melindungi sumber daya tanah hitam, memastikan keamanan biji-bijian negara, dan menjaga ekosistem alam. Ini mencakup pembangunan konstruksi buatan di area yang diidentifikasi sebagai tanah hitam.
Pengembangan pertanian berkelanjutan juga menjadi fokus utama, dengan penerapan praktik konservasi seperti penanaman jagung dan pengembalian jerami limbah pertanian ke tanah. Pendekatan ini tidak hanya mencegah gangguan tanah, tetapi juga memperkuat nutrisi tanah dan membalikkan penipisan lapisan tanah.
Hasil penelitian oleh Chinese Academy of Science menunjukkan bahwa praktik pertanian konservasi memiliki potensi besar untuk memulihkan kesehatan tanah, meningkatkan keanekaragaman hayati, dan mengurangi dampak perubahan iklim. Dengan mengembalikan jerami ke ladang, petani dapat menutup lingkaran nutrisi, meningkatkan bahan organik tanah, dan mengurangi tekanan untuk mengubah lahan beragam menjadi lahan pertanian.
Di Provinsi Chiling, implementasi praktik pertanian konservasi telah menghasilkan hasil positif. Petani mulai menerapkan pertanian alami jerami di ladang, tanpa membersihkan atau membakar jerami. Penggunaan alat tanam tanpa olah tanah juga membantu mengurangi gangguan pada tanah.
Dukungan teknologi dari Chinese Academy of Science dan pemerintah daerah telah memperluas area pengelolaan tanah konservasi hingga lebih dari 32 juta mu, mencakup setengah dari luas perkebunan jagung di provinsi tersebut. Langkah-langkah ini tidak hanya meningkatkan output biji-bijian, tetapi juga melindungi tanah hitam yang menjadi kunci bagi produksi biji-bijian di Chiling.
Provinsi ini terus berkomitmen untuk membangun lahan pertanian berstandar tinggi, dengan lebih dari 40 juta mu lahan pertanian yang telah dikembangkan menjadi lahan pertanian berstandar tinggi. Metode inovatif, seperti penutupan tanah dengan jerami jagung dan teknologi produksi mekanis, telah memberikan hasil positif dengan penghematan biaya hingga 2.000 Yuan per hektar dan peningkatan produksi hingga 10%.
Dengan upaya terus-menerus dalam konservasi tanah hitam, inovasi pertanian, dan penerapan praktik berkelanjutan, Provinsi Chiling berada di jalur untuk menjadi pionir dalam pertanian yang ramah lingkungan dan berkelanjutan di China.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *