Persamaan Kata dalam Bahasa Bali dan Bahasa Jawa

Dalam pembahasan ini, saya akan membahas kesamaan kata antara bahasa Bali dan bahasa Jawa serta arti yang sama, memberikan Anda wawasan yang berguna untuk meningkatkan kosakata Anda.

Sampun

    Kata ini digunakan dalam konteks “sudah” di kedua bahasa, baik dalam bahasa Bali maupun bahasa Jawa. Contohnya, “sampun dahar” (Jawa) dan “sampun ngajeng” (Bali) memiliki arti yang sama, yakni “sudah makan”.

    Nggih

      Meskipun digunakan dengan nuansa yang sedikit berbeda dalam percakapan sehari-hari, kata ini memiliki arti “iya” dalam kedua bahasa. Misalnya, dalam bahasa Jawa, “nggih” bisa menjadi jawaban atas pertanyaan, sementara dalam bahasa Bali, “nggih” juga memiliki arti “iya”.

      Dereng

        Kata ini berarti “belum” dalam bahasa Bali (dereng Ajeng) maupun bahasa Jawa (dereng tekau). Contohnya, “dereng Ajeng” dan “dereng tekau” sama-sama berarti “belum datang”.

        Malih

          Kata ini memiliki arti “lagi” dalam kedua bahasa. Misalnya, “malih Mas” (Jawa) dan “malih apaagi” (Bali) sama-sama berarti “lagi Mas” atau “lagi apa lagi”.

          Kadung

            Dalam bahasa Jawa, “Kadung” sering diucapkan dalam konteks “terlanjur”. Sedangkan dalam bahasa Bali, “Kadung” juga memiliki arti yang sama, seperti dalam kalimat “Kadung suba” yang berarti “terlanjur sudah”.

            Saking

              Meskipun dengan variasi dalam pengucapan, kata ini memiliki arti “dari mana”. Contohnya, “saking pundi” (Jawa) dan “saking napi” (Bali) sama-sama berarti “dari mana”.

              Alon-alon

                Digunakan dalam arti “perlahan-lahan” di kedua bahasa. Misalnya, dalam bahasa Jawa, “alon-alon” digunakan untuk mengungkapkan kehati-hatian atau kewaspadaan yang perlahan-lahan. Sama halnya dalam bahasa Bali.

                Warek

                  Sama-sama berarti “kenyang” di kedua bahasa. Contohnya, “warek” (Jawa) dan “warek” (Bali) sama-sama digunakan setelah makan untuk menunjukkan perut yang sudah penuh.

                  Delok

                    Berarti “lihat” dalam bahasa Bali dan Jawa. Misalnya, dalam bahasa Jawa, “delok” digunakan untuk meminta seseorang melihat sesuatu. Sama halnya dalam bahasa Bali.

                    Dengan pemahaman yang lebih mendalam tentang penggunaan kata-kata serupa dalam kedua bahasa, diharapkan Anda dapat memperluas kosakata Anda dengan lebih baik.

                    Tinggalkan Balasan

                    Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *