Kanker Kolorektal Pada Usus Besar

 Apa sih kolorektal kanker Itu?

Kanker ini dapat kita kenal dengan kanker yang terjadi pada usus besar atau kanker usus besar adapun kanker yang terjadi pada rektum disebut dengan kanker rektal. Kelainan-kelainan yang terjadi pada daerah organ ini disebut kanker kolorektal.

Paling umum kanker kolorektal berkembang disebabkan polip yaitu semacam benjolan yang timbul didalam dinding usus. Kebenaran tentang polip telah diteliti oleh para ahli bahwa polip berkembang seiring perubahan mutasi atau kelainan dari rangkaian sel DNA. Beberapa faktor dari anggota keluarga juga menyebabkan seseorang terkena kanker  kolorektal. Atau penyebab lain yaitu sering minum alkohol, diet, merokok dan penyakit radang usus.

Bagian Tubuh Yang Terdampak Kanker Kolorektal ?

Pasien yang terkena kanker kolorektal perlu mengetahui  bagian tubuh mana yang terkena dampaknya dan seberapa kelainan resiko yang ditimbulkannya. Mari kita simak sama-sama.

Usus Besar

Diperkirakan usus besar manusia dewasa memiliki panjang 1,5 meter dengan diameter 7,5 cm yang terhubung dengan usus kecil atau disebut juga usus halus. Ukuran panjang usus besar tidak sepanjang usus kecil, kita bisa melihat dari batasnya rektum disebut colon atau usus besar. Dimana berfungsi memproses makanan sisa hingga menuju rektum lalu berujung di anus sebagai pembuangan terakhir.

– Usus Besar (kolon) Asenden
Secara bahasa asenden itu berarti menanjak salah satu bagian terpenting dari usus besar. Kolon Asenden memiliki fungsi sebagai penyeram air dan nutrisi dari sisa pencernaan usus halus. Letaknya berada didasar perut kanan bawah hingga berujung pada samping hati.  

– Usus Besar (kolon) Transverse
Secara bahasa berarti melintang horizontal dari kanan ke kiri terhubung dengan kolon asenden yang terletak dibawahnya. Termasuk bagian penting dari usus besar yang menempel di sisi perut.

– Usus besar (kolon) Descending 
Bagian usus besar ini sambungan dari usus besar transverse yang dikenal dengan istilah kolon menurun memiliki letak diperut sisi kiri. Bertugas menampung feses untuk sementara sebelum berlanjut ke rektum.

– Kolon Sigmoid
Berada dibawa kolon desecending yang memiliki bentuk seperti huruf S. Pada bagian usus besar ini berperan terjadinya kontraksi otot usus untuk mengeluarkan feses dari atasnya menuju anus.

– Rektum
Memiliki ukuran 5-6 inci merupakan bagian terakhir dari usus besar sebagai penyimpanan terakhir sebelum berakhir di anus. Rektum juga memiliki sistem saraf yang terhubung dengan otak sehingga seseorang mampu mengendalikan kontraksi saat buang air besar.

Gejala – Gejala dan Penyebab Kanker Kolorektal

Apa penyebab sebenarnya dari kanker kolorektal?  Sel-sel didalam tubuh itu tumbuh, bergerak, dan habis masanya dalam rangka menjaga agar tubuh tetap sehat dan berfungsi sebagaimana fungsinya. Dan kadang-kadang juga sel-sel tubuh ini berjalan tidak sesuai dengan fungsinya. 

Sel-sel tersebut dapat berkembang dan membelah sesuai dengan fungsinya hingga memiliki masa untuk berakhir. Kapan kanker kolorektal muncul yaitu disaat sel-sel yang berada di usus besar dan rektum sering terjadi kelainan-kelainan yang tidak terkendali maka akan memunculkan kanker kolorektal.

Sangat perlu diperhatikan bahwa perkembangan kanker kolorektal dimulai dari pembengkakan atau tonjolan biasa disebut polip. Polip ini tumbuh secara perlahan dan tanpa menunjukkan gejala-gejala sehinga polip tersebut membesar dan menimbulkan kanker berbahaya. 

Pasien tidak perlu khawatir sebab telah tersedia metode penyembuhan, pendeteksi, dan pengangkatan polip sebelum berkembang menjadi kanker. 

Apa Yang Dilakukan Jika Pasien Yang Memiliki Polip?

Polip kolorektal terdiri dari beberapa jenis tapi yang paling besar menimbulkan kanker dari polip yang berpotensi kanker biasa disebut adenomas (tumor jinak yang terbentuk dari struktur kelenjar di jaringan epitel).   

Apabila polip ditemukan di dalam usus pasien ketika di uji dengan kolonoskopi biasanya akan segera di angkat jika memungkinkan. Sampel polip yang diambil akan segara di evaluasi dengan pathologist. Sehingga dokter akan menentukan bahwa polip tersebut berpotensi menyebabkan kanker. 

Gejala-gejala Kanker Kolorektal

Perlu diwaspadai bahwa tanda atau gejala kanker Kolorektal yang dialami seseorang bisa dikatakan hampir tidak ada. Karena alasan ini seorang pasien perlu melakukan pemeriksaan kolonoskopi guna memastikan gejala kanker disebabkan oleh polip. 

Pemeriksaan yang paling tepat untuk mengevaluasi secara keseluruhan bagian-bagian usus yaitu dengan kolonoskopi. Dapat juga dengan metode lain seperti test DNA pada tinja, test darah, terapi sigmoidoskopi, enema kid, dan virtual kolonoskopi.  

Umur pasien termasuk bagian terpenting sebelum melakukan berbagai terapi diatas. Umur lanjut usia memiliki resiko paling rawan karena rentan beberapa resiko. Keluarga merupakan salah satu faktor yang menyebabkan seseorang rentan akan penyakit kanker Kolorektal.

Tidak selamanya juga kanker Kolorektal berkaitan dengan faktor keturunan dari keluarga. Kanker ini bisa terdampak pada siapa saja tergantung beberapa kondisi di bawah ini:

– Perubahan-perubahan kebiasaan usus: Gejala-gejala kanker kolorektal bisa juga diketahui dari perilaku yang dialami seseorang. Diantaranya sering buang air besar atau sembelit, diare, tinja yang memiliki kelainan, buang air besar terasa kurang baik, dan gejala-gejala lain yang berkaitan dengan kesehatan usus. Kurangnya kesadaran diri hingga kebiasaan buruk mengkonsumsi sesuatu juga akan menimbulkan kelainan kanker kolorektal.

–  Darah menempel atau didalam tinja: Paling mudah diketahui bahwa seseorang memiliki kanker kolorektal apabila tinja yang dikeluarkan terdapat darah. Namun, bisa juga bukan menandakan bahwa itu kanker, ada beberapa hal apabila tinja seseorang berdarah seperti hemorhoid, lubang anus, bisul, dan lain-lain.

Apabila kamu melihat darah ditinja sebaiknya hubungi dokter untuk memastikan bahwa gejala kelainan apa yang diderita. 

– Anemia: Anemia merupakan kelainan pada darah saat  kekurangan sel darah merah yang bertugas membawa oksigen keseluruh tubuh. 

-Berat badan turun drastis

– Perut terasa sakit 

Cara Mendiagnosa Kanker Kolorektal

 Kanker kolorektal dapat diagnosa dengan beberapa cara atau metode. Metode diagnosa yang akan dilakukan bergantung dengan kondisi pasien. Atau setelah dilakukan beberapa analisis dari pasien bisa diambil kesimpulan seperti apa yang cocok untuk melakukan pemeriksaan. 

Proses-proses diagnosa:

– Pengujian darah 
– Pengujian dengan CT scan, X-rays
– Biopsi
– Diagnosa kolonoskopi
– Protoscopy

Pengobatan Kanker Kolorektal

Pengobatan yang berlaku berkaitan dengan ditahap dimana kanker itu berkembang. Perkembangan kanker memiliki urutan dari tahap beresiko kecil hingga darurat tergantung analisi dari dokter. Pengobatan bisa beberapa diantaranya operasi, radiasi, dan kemoterapi.

Beberapa metode pengujian kanker kolorektal yang biasa digunakan oleh dokter. Meskipun kolonoskopi paling direkomendasikan akan tetapi masih banyak pilihan lain. Berikut beberapa diantaranya:

– FIT (Fecal Immunochemical test)
– gFOBT (Guaiac-based fecal occult blood test)
– Fecal DNA test
– Sigmoidoskopi
– Kolonoskopi
– Double contrast barium enema
– CT ( Virtual Colonoscopy)

Tingkatan-tingkatan kanker kolorektal

Secara ilmu pengetahuan kanker kolorektal dapat ditentukan tingkatan resikonya. Secara bertahap kanker kolorektal dapat dilihat melalui perubahan-perubahan yang terjadi pada usus yang terjangkit. Adanya pembengkakan getah bening, penyebaran kanker yang tidak terkendali merupakan salah satu penyebab kanker Kolorektal. 

Beberapa daftar dibawah ini merupakan gambaran tingkatan-tingkatan kanker kolorektal dan juga cara pengobatannya. Pengobatan yang paling banyak digunakan yaitu melalui operasi.

Tingkat 0: dampak yang dapat dilihat pada tingkat ini disebut bisul kanker (karsinoma). Bisul tersebut merupakan tahap awal kanker tapi masih belum menyebabkan kanker. Apabila bisul kanker bertambah besar sebaiknya dilakukan kolonoskopi atau operasi guna mencegah ancaman yang lebih parah.

Tingkat 1: Bisul yang menyebabkan kanker kolorektal telah berkembang didinding dalam usus namun belum menyebar pada lapisan otot. Standar pengobatan yang dilakukan seperti reseksi yaitu pemotongan bagian yang terkena. Jenis operasi untuk mengobati kanker rektal tergantung pada lokasinya juga. 

Tingkat 2: Dalam tingkat 1 hingga ke 2a kanker telah menyebar ke dinding usus besar. Tingkat 2b kanker kolorektal telah menembus diluar dinding usus. Tingkat 2c kanker telah menyebar ke dalam jaringan yang terdekat.

Dalam tingkat 2 kanker belumlah mencapat pembengkakan kelenjar getah bening. Pengobatan yang paling disaran agar segera melakukan operasi pembedaan reseksi selanjutnya bisa dilakukan kemoterapi. Dalam tahap ini biasanya pembedahan reseksi didahului oleh kemoterapi atau radiation.

Tingkat 3: Kanker kolorektal telah memasuki tahap dimana kanker telah menyebar dan menyebabkan pembengkakan kelenjar getah bening. Tingkat 3a memiliki sifat sebagai kanker yang telah bergerak keluar dinding usus besar dan menyebar membuat semacam luka atau pembengkakan kelenjar getah bening. 

Tingkat 3b Luka yang disebabkan pembengkakan kelenjar getah bening lebih meluas pada dinding usus besar. Kanker tersebut berdampak ke organ-organ lain dalam perut dan sekitarnya. 

Tingkat 3c Kanker tersebut berlanjut menyebar menjadi pembengkakan kelenjar getah bening dan berdampak lebih pada jaringan yang berdekatan dengan organ dalam perut. Untuk kanker usus besar lebih dianjurkan untuk segera melakukan operasi baru dilanjutkan dengan kemoterapi. 

Tingkat 4 Pasien yang telah berada ditingkat ini bahwa kanker kolorektal telah menyebar lebih jauh hingga ke lambung, hati, ovarium. Apabila kanker telah sampai ke tahap ini maka akan segera dilakukan operasi untuk mencegah komplikasi-komplikasi penyebab kematian. 

Pencegahan awal Kanker Kolorektal 

Rata-rata setiap orang memiliki resiko untuk terkena kanker kolorektal. Meskipun penyebab perkembangan polip diusus besar masih dalam penelitian oleh dokter. Ada beberapa faktor yang menjadi kesimpulan berkembangnya kanker usus besar:

– Umur – kanker kolorektal lebih rawan berdampak pada umur 50 an keatas, namun bisa juga terjadi pada remaja.

– Pengaruh obat-obatan 

– Gaya Hidup

Source from klinik cleveland

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *